Selasa, 25 Desember 2012

MANAJEMAN KONFLIK


MANAJEMAN KONFLIK

BAB 1
PENDAHULUAN

Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satudengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatanterjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang manasituasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannyadengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai,ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaantersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akanmempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapatmenurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyakkesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderunganterjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain:kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, sertaberbagai macam kepribadian individu.

BAB II
TEORI

A.         PENGERTIAN MANAJEMAN KONFLIK DAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.


Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

B.         SUMBER KONFLIK

 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1.         Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

2.         Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

3.         Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atauladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

4.         Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

C.         Teori-teori Konflik

Teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik adalah:

1.         Teori hubungan masyarakat
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.

2.         Teori kebutuhan manusia
Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.

3.         Teori negosiasi prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

4.         Teori identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.

5.         Teori kesalahpahaman antarbudaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.

6.         Teori transformasi konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.


D.         Cara-cara Menangani Konflik

Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri
sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk
menangani konflik antara lain :

1. Introspeksi diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan?
Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan
sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.

2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya
konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar
jika kita meliha konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.

3. Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik
sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah
kepada sebab konflik.

4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih
yang tepat.

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan –bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.

b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.

d. Kompromi
tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)

e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama.

BAB III
PEMBAHASAN

Pengertian Konflik Konflik adalah pergesekan atau friksi yang terekspresikan di antara dua pihak ataulebih, di mana masing-masing mempersepsi adanya interferensi dari pihak lain, yangdianggap menghalangi jalan untuk mencapai sasaran. Konflik hanya terjadi bila semua pihak yang terlibat, mencium adanya ketidaksepakatan
Para pakar ilmu perilaku organisasi, memang banyak yang memberikan definisitentang konflik. Robbins, salah seorang dari mereka merumuskan Konflik sebagai :"sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam berbagai bentuk hambatan(blocking) yang menjadikan orang lain tersebut merasa frustasi dalam usahanya mancapaitujuan yang diinginkan atau merealisasi minatnya". Dengan demikian yang dimaksuddengan Konflik adalah proses pertikaian yang terjadi sedangkan peristiwa yang berupagejolak dan sejenisnya adalah salah satu manifestasinya.Dua orang pakar penulis dari
Amerika Serikat yaitu, Cathy
AConstantino, danChistina Sickles Merchant mengatakan dengan kata-kata yang lebih sederhana, bahwakonflik pada dasarnya adalah: "sebuah proses mengekspresikan ketidapuasan,ketidaksetujuan, atau harapan-harapan yang tidak terealisasi". Kedua penulis tersebutsepakat dengan Robbins bahwa konflik pada dasarnya adalah sebuah proses. Konflik dapat diartikan sebagai ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi ataukelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakansumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-samadan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda.
Anggota-anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanyamencoba menjelaskan duduk persoalannya dari pandangan mereka.Lebih jauh Robbins menulis bahwa sebuah konflik harus dianggap sebagai "ada"oleh fihak-fihak yang terlibat dalam konflik. Dengan demikian apakah konflik itu adaatau tidak ada, adalah masalah "persepsi" dan bila tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa ada konflik, maka dapat dianggap bahwa konflik tersebut memang tidak ada.Tentu saja ada konflik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsiternyata tidak riil. Sebaliknya dapat terjadi bahwa ada situasi-situasi yang sebenarnyadapat dianggap sebagai "bernuansa konflik" ternyata tidak dianggap sebagai konflik karena nggota-anggota kelompok tidak menganggapnya sebagai konflik. Selanjutnya,3setiap kita membahas konflik dalam organisasi kita, konflik selalu diasosiasikan denganantara lain, "oposisi" (lawan), "kelangkaan", dan "blokade".Diasumsikan pula bahwa ada dua fihak atau lebih yang tujuan ataukepentingannya tidak saling menunjang. Kita semua mengetahui pula bahwa sumberdayadana, daya reputasi, kekuasaan, dan lain-lain, dalam kehidupan dan dalam organisasitersedianya terbatas. Setiap orang, setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha memperoleh semberdaya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akanmendorong perilaku yang bersifat menghalangi oleh setiap pihak yang punya kepentinganyang sama.
Pihak-pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi terhadap satu samalain. Bila ini terjadi, maka status dari situasi dapat disebut berada dalam kondisi"konflik".B.
 Manifestasi Konflik Konflik yang terjadi dalam masyarakat atau dalam sebuah organisasi dapatbermanifestasidalam berbagai bentuk atau cara :
Perselisihan (Dispute): bagi kebanyakan orang awam, kata konflik biasanyadiasosiasikan dengan "dispute" yaitu "perselisihan" tetapi, dalam konteks ilmuperilakuorganisasi, "perselisihan" sebenarnya sudah merupakan salah satu daribanyak bentuk  produk dari konflik. Dispute atau perselisihan adalah salah satu produk konflik yang paling mudah terlihat dan dapat berbentuk protes (grievances), tindakan indispliner,keluhan (complaints), unjuk rasa ramai-ramai , tindakan pemaksaan (pemblokiran, penyanderaan, dsb.), tuntutan ataupun masih bersifat ancaman atau pemogokan baik antara fihak internal organisasi ataupun dengan pihak luar adalah tanda-tanda konflik yang tidak terselesaikan.Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat.
Persaingan sebenarnya tidak samadengan konflik.
Persaingan seperti misalnya dalam pertandingan atletik mengikuti aturanmain yang jelas dan ketat. Semua pihak yang bersaing berusaha memperoleh apa yangdiinginkan tanpa di jegal oleh pihak lain.
Adanya persaingan yang sangat keras denganwasit yang tegas dan adil, yang dapat menjurus kepada perilaku dan tindakan yang bersifat menjegal yang lain.Sabotase adalah salah satu bentuk produk konflik yang tidak dapat didugasebelumnya. Sabotase seringkali digunakan dalam permainan politik dalam internalorganisasi atau dengan pihak eksternal yang dapat menjebak pihak lain. Misalnya saja


4satu pihak mengatakan tidak apa-apa, tidak mengeluh, tetapi tiba-tiba mengajukantuntutan ganti rugi miliaran rupiah melalui pengadilan.Insfisiensi/produktivitas yang rendah.
Apa yang terjadi adalah salah satu fihak (biasanya fihak pekerja) dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan yang berakibatmenurunkan produktivitas dengan cara memperlambat kerja (slowdown), mengurangioutput, melambatkan pengiriman, dll. Ini adalah salah satu dari bentuk konflik yangtersembunyi (hidden conflic) dimana salah satu pihak menunjukan sikapnya secara tidak terbuka.
Penurunan moril (low morale).
Penurunan moril dicerminkan dalam menurunnyagairah kerja, meningkatnya tingkat kemangkiran, sakit, penurunan moril adalah jugamerupakan salah satu dari produk konflik tersembunyi dalam situasi ini salah satu pihak, biasanya pekerja, merasa takut untuk secara terang-terangan untuk memprotes pihak lainsehingga melakukan tindakan-tindakan tersembunyi pula.Menahan/menyembunyikan informasi. Dalam banyak organisasi informasi adalahsalah satu sumberdaya yang sangat penting dan identik dengan kekuasaan (power).Dengan demikian maka penahanan/penyembunyian informasi adalah identik dengankemampuan mengendalikan kekuasaan tersebut. Tindakan-tindakan seperti inimenunjukkan adanya konflik tersembunyi dan ketidakpercayaan


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
•          Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatuinteraksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya
•   Perasaan sensitif
•   Perbedaan pendapat
•   Salah paham
•   Ada pihak yang di rugikan.

•          Konflik tidak selamanya berakibat negatif bagi masyarakat. Jika bisa dikelola dengan baik, konflik justru bisa menghasilkan hal-hal yang positif. Misalnya, sebagai pemicu perubahan dalam masyarakat, memperbarui kualitas keputusan, menciptakan inovasi dan kreativitas, sebagai sarana evaluasi, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa jika konflik tidak dikelola dengan baik dan benar, maka akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan bagi masyarakat.

REFRENSI :
http://id.scribd.com/doc/57064680/MAKALAH-MANAJEMEN-KONFLIK
http://id.scribd.com/doc/17403870/MANAJEMEN-KONFLIK
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik








Kamis, 01 November 2012

ORGANISASI FUNGSIONAL


Nama : Sukma Abdi Prakasa
NPM  : 16111930
Kelas  : 2KA09


BAB I

                                        PENDAHULUAN


            Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.  Stuktur organisasi pada setiap perusahaan sangatlah berbeda-beda tergantung pada bentuknya masing-masing. Ada beberapa struktur organisasi berdasarkan bentuknya :
1. Struktur Organisasi Lini
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.




Ciri-Ciri Struktur Organisasi Lini :
a. Kesatuan perintah terjamin
b. Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan
c. Organisasi tergantung pada satu pimpinan
2. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.

BAB II

TEORI

Salah satu Struktur Organisasi yaitu organisasi fungsional adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnyaterdapat hubungan yang tidak terlalu menekankan kepada hirarkhistruktural akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat dan jenis fungsiyang perlu dijalankan. Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatubagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalampenyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebutakan diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek.berikit ini adalahcontoh suatu organisasi proyek model fungsional.
KELEBIHAN STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL
• Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil
• Dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian.
• Merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat fungsional.
• Sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang.
Baik bagi organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk.

KEKURANGAN STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL
• Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat.
Pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi.
Koordinasi antar bagian / fungsi tidak terlalu baik.
Inovasi terbatas
Pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya
 memperhatikan sasaran bagiannya sendiri

CONTOH BAGAN ORGANISASI FUNGSIONAL






BAB IV

PEMBAHASAN

Contoh dari sebuah Struktur Organisasi Fungsional misalnya dalam sebuah penerbitan buku:

Berikut adalah tugas dari masing-masing bagan:
1. Manajer : Memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional perusahaan atau            organisasi saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada bagian lain.
2. Supervisor : Melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif.
3. Sekertaris: Tugas-tugas yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut :
* Membuka surat.
* Menerima dikte.
* Menerima tamu.
* Menerima telepon.
* Menyimpan arsip/surat.
* Menyusun dan membuat jadwal kegiatan pimpinan.
4. Administrasi: Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.
5. Editor: Melakukan pengeditan atau penyuntingan suatu naskah.
6. Proofreader: Orang yang bekerja untuk membaca ulang teks untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan menulis.
7. Penulis: Membuat cerita atau menyusun rangkaian kalimat-kalimat menjadi sebuah pernyataan ataupun cerita.
8. Desain Sampul: Mendesain cover untuk sebuah buku yang akan dibuat.
KESIMPULAN
            Jadi menurut saya struktur organisasi berdasarkan bentuknya itu mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing termasuk struktur organisasi fungsional. Akan tetapi Struktur organisasi fungsional ini lebih berfungsi kepada orang banyak  dan tidak banyak meraih keuntungan yang amat besar.

SUMBER:

Kamis, 11 Oktober 2012

Organisasi Non Profit



1.  Pendahuluan


Apa yang ada di benak anda ketika mendengar kata Organisasi? Kalau menurut pendapat dosen saya Kata Organisasi ialah sekumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Tapi pendapat lain muncul yaitu Kata Organisasi dapat juga diartikan sebagai  kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama serta mempunyai struktur, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Pernahkah anda terlibat dalam organisasi? Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita pernah menemukan organisasi dalam ruang lingkup yang kecil seperti OSIS atau BEM, organisasi tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membawa anggota dan lingkungannya ke arah yang lebih baik.

setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a.       Orang-orang (sekumpulan orang),
b.      Kerjasama,
c.       Tujuan yang ingin dicapai,

Menurut wikipedia indonesia organisasi non profit atau nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolahnegeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.

Perbedaan organisasi non profit (nirlaba) dengan profit (laba)

            Organisasi nirlaba:
-kepemilikan tidak jelas (anggota, klien, atau donatur)
-membutuhkannya sebagai sumber pendanaan
-tanggung jawab/jabatannya tidak jelas

           Organisasi laba:
-kepemilikan jelas
-telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya
-tanggung jawab/jabatanya jelas.

pajak bagi perusahaan nirlaba (non profit)

Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya

Manfaat Organisasi


  1. Mempermudah pencapaian tujuan. Keberadaan organisasi yang terstruktur dengan baik dapat mempermudah tercapainya tujuan bersama.
  2. Mengubah pola hidup masyarakat. Maksudnya adalah jika dalam masyarakat terdapat organisasi yang mengumandangkan untuk Go Green, maka masyarakat akan mempunyai pola hidup yang menunjukkan kecintaannya pada bumi.
  3. Membuka lapangan kerja. Organisasi yang  berbasis profit dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Tapi tidak hanya organisasi profit saja yang bisa membuka lapangan pekerjaan. Organisasi non-profit yang berbasis keterampilan dapat menambah skill anggotanya, misalnya adalah perkumpulan fotografer


2.  Teori

seperti  yang sudah dijelaskan pendahulan diatas. Contoh dari organisasi non profit atau nirlaba adalah Badan SAR Nasional (disingkat BASARNAS)
apa sih yang sebenarnya BASARNAS itu?

Badan SAR Nasional (disingkat Basarnas) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR).

Tugas BASARNAS
         
            Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005 Tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue (SAR) dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.

Fungsi basarnas

            Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi :

1.    Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR;
2.    Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR; Pelaksanaan tindak awal;
3.    Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya;
4.    Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan organisasi lain;
5.    Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar negeri;
6.    Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR
7.    Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.

VISI DAN MISI BASARNAS

Visi :  Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan
                        tempat dengan cepat, handal, dan aman
Misi :  Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif dan efisien
melalui upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, fasilitas SAR yang memadai, dan prosedur kerja yang mantap dalam rangka mewujudkan Visi Badan SAR Nasional

Struktur Organisasi
Basarnas dipimpin oleh Kepala Badan SAR Nasional yang membawahi 2 (dua) deputi yaitu Deputi Bidang Operasi dan Bidang Potensi serta Sekretaris Utama. Deputi Bidang Operasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasi SAR sedangkan Deputi Bidang Potensi bertanggung jawab dalam pembinaan potensi SAR baik Sumber Daya Manusia maupun fasilitas SAR. Deputi Bidang Operasi terdiri dari : Direktorat Operasi dan Direktorat Komunikasi. Deputi Bidang Potensi terdiri dari : Direktorat Sarana dan Prasarana serta Direktorat Diklat dan Pemasyarakatan SAR.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Basarnas mempunyai Unit Pelaksanan Teknis (UPT) di daerah yang disebut Kantor SAR. Saat ini terdapat 33 Kantor SAR yang terdiri dari 9 Kantor SAR Kelas A dan 24 Kantor SAR Kelas B. Kantor SAR mempunyai wilayah tanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan, koordinasi dan pelaksanaan operasi SAR di wilayahnya

3.    Pembahasan

Setelah mengetahui fungsi, tugas, tujuan dan misi visi dari BASARNAS, kita bisa menyimpulkan banyak hal dari teori diatas.  BASARNAS masuk dalam jenis organisasi non laba karena tujuan BASARNAS  bukanlah mencari laba sebanyak-banyaknya akan tetapi untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan korban kecelakaan nasional. Dikarenakan organisasi non laba banyak masyarakat menengah kebawah memanfaatkan layanan puskesmas untuk berobat dengan biaya terjangkau. Bayangkan jika puskesmas tidak ada? Dengan biaya rumah sakit yang semakin meningkat, apakah masyarakat menengah kebawah dapat mencicipi layanan rumah sakit?

            Akan tetapi banyak hal yang masih harus diperhatikan dalam organisasi non profit ini. Biasanya organisasi ini memerlukan suntikan dana dari luar untuk mendukung layanan masyarakat ini. Walaupun BASARNAS sebagai salah satu institusi pelayanan publik milik pemerintah akan tetapi organisasi ini akan tetap memerlukan dana dari luar pemerintah atau bisa juga memerlukan bantuan dari masyarakat luar yang berniat untuk membantu sesamanya seperti bantuan jasa pencarian korban.

            Saya sendiri salut kepada orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang keselamatan karena dapat menolong sesama, BASARNAS juga dapat meringankan beban keluarga korban dalam pencarian sanak dan keluarganya

sumber : Wikipedia indonesia
              Basarnas.go.id
              http://syahsoza.blogspot.com/2011/10/organisasi-non-profit.html